Operasi microtia merupakan salah satu cara untuk memperbaiki telinga luar yang berukuran lebih kecil atau tidak memiliki bentuk normal. Ini dapat membantu anak yang memiliki masalah pada pendengaran, mau pun yang khawatir tentang penampilan telinganya. Seperti apa operasi microtia?
Microtia
Dokter Spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan-Kepala Leher (THT-KL) Rosa Falerina mengatakan microtia adalah suatu keadaan yang mana ukuran daun telinga lebih kecil dari ukuran normal. Kondisi ini dapat menimpa satu (unilateral) atau kedua telinga sekaligus (bilateral).
Berdasarkan data Stanford Ear Institute, 90 persen kasus microtia menyerang satu telinga. Ini juga cenderung melibatkan telinga kanan dan lebih sering terjadi pada laki-laki.
Grade
Microtia dapat dikaitkan dengan tidak adanya saluran telinga (atresia kanal atau atresia aural) serta tidak ada saluran telinga atau sangat sempit (stenosis). Hal tersebut tergantung tingkat (grade) keparahannya. Adapun derajat microtia terbagi empat, yaitu sebagai berikut.
- Grade I. Ukuran telinga lebih kecil dari biasanya dengan fitur utama telinga normal. Meskipun demikian, ada sedikit perubahan bentuk.
- Grade II. Beberapa ciri telinga hilang, biasanya masih ada lobulus dan sisa helix dan antihelix. Mikrotia tingkat 2 terkadang disebut “mikrotia tipe conchal.” Saluran telinga mungkin ada, tapi seringkali sangat sempit (stenosis saluran).
- Grade III. Ini adalah jenis mikrotia yang paling umum, yang mana satu-satunya fitur yang tersisa adalah sisa cuping telinga kecil berbentuk kacang. Mikrotia tingkat 3 terkadang disebut “mikrotia tipe lobular” dengan saluran telinga yang hilang (aural atresia).
- Grade IV. Tidak adanya telinga luar sama sekali tanpa sisa apapun. Ini disebut “anotia”, dan sebenarnya jarang terlihat dalam kasus microtia.
Dampak Microtia
Dalam beberapa kasus microtia, pendengaran mungkin normal atau berkurang sebagian dan tidak memerlukan perawatan apa pun. Ini tidak berarti mereka tidak dapat mendengar di sisi tersebut, karena telinga bagian dalam mungkin normal. Tapi, tak menutup kemungkinan ada masalah dengan pembentukan telinga tengah yang bisa memengaruhi pendengaran.
Perawatan Microtia
Mikrotia dan kelainan bentuk telinga lainnya perlu perawatan ahli bedah yang berspesialisasi dalam kondisi ini. Sehingga, dapat mencapai peluang dengan hasil terbaik. Dalam catatan The Royal Children’s Hospital Melbourne, perawatan microtia berupa:
- mengatasi masalah fungsional, seperti gangguan pendengaran
- masalah estetika, bagaimana penampilan telinga
Tentu saja, tidak semua anak yang menderita microtia bermasalah dengan pendengarannya. Maka dari itu, perlu pemeriksaan khusus oleh dokter dan profesional kesehatan dari bidang berikut.
- Ahli bedah plastik, yang terlibat dalam pembuatan telinga luar baru
- Ahli bedah THT (telinga, hidung dan tenggorokan), yang terlibat dalam pemulihan atau peningkatan pendengaran pada telinga yang terkena (jika diperlukan)
- Ahli bedah kraniofasial jika rahang atau tulang wajah lainnya terkena (dalam kasus mikrosomia kraniofasial)
- Ahli genetika yang dapat memberi tahu lebih lanjut tentang kemungkinan anak-anak di masa depan terpengaruh
Operasi Microtia
Operasi microtia akan melibatkan dokter dan profesional kesehatan. Ahli bedah akan menerapkan beberapa metode berbeda dalam operasi rekonstruksi telinga. Teknik-teknik ini terbagi berdasarkan bahan untuk membangun kembali telinga, antara lain, tulang rawan dari tulang rusuk pasien, implan atau prostesis eksternal.
Untuk membuat telinga baru, pilihannya adalah menggunakan jaringan dari tubuh pasien sendiri (rekonstruksi autogenous), menggunakan bahan sintetis (rekonstruksi alloplastic) atau kombinasi keduanya.
- Rekonstruksi autogen melibatkan pembuatan telinga baru dari tulang rusuk pasien yang ditempatkan di bawah kulit di sisi kulit kepala, tempat telinga seharusnya berada. Ahli beda pun akan mereposisi cuping telinga yang masih ada ke posisi normal. Operasi kedua diperlukan untuk mengangkat telinga keluar dari sisi kepala dan membuat lekukan di belakang telinga dengan cangkok kulit.
- Sementara, rekonstruksi alloplastic dapat melibatkan plastik clip-on ear (osseointegrated prosthesis), yang menempel pada stud yang ditempatkan melalui pembedahan di tulang di sisi kepala. Bisa juga menggunakan bahan Medpor (polietilen berpori), yang ditempatkan di bawah kulit dengan cara yang mirip dengan tulang rusuk dalam rekonstruksi autogenous.
Apakah prosedur operasi microtia menyakitkan?
Menurut Dokter Spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan-Kepala Leher (THT-KL) Rosa Falerina prosedur operasi microtia adalah melakukan bius total pada pasien. Sehingga, pasien tidak merasakan rasa nyeri. Pasein pun akan mendapat edukasi seusai operasi selesai.
Jika anak menderita microtia dan membutuhkan alat bantu dengar, konsultasi ke Kasoem Hearing Center. Sebagai satu-satunya hearing center di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015, Kasoem Hearing Center melayani pemeriksaan pendengaran dan keseimbangan untuk bayi dan anak-anak hingga orang tua lanjut usia (lansia).
Audilog profesional akan memberikan solusi untuk masalah pendengaran, termasuk karena microtia. Pasien akan mendapat diagnosis masalah pendengaran dan pilihan teknologi pendengaran. Itu meliputi alat bantu dengar (ABD), alat bantu dengar koduksi tulang (Baha) sampai cochlear implant (implan koklea).
Berfokus pada one stop solution for all hearing problem, Kasoem Hearing Center Selain pun menyediakan layanan terapi AVT (Auditory Verbal-therapy) untuk menunjang anak-anak yang perlu memaksimalkan pendengaran seusai menggunakan alat bantu dengar. Hubungi Kasoem Care melalui 08118179910 untuk terhubung dengan layanan.