Tinnitus bukan suatu kondisi atau penyakit. Jadi, ketika seseorang terserang tinnitus, dokter dokter sepesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) akan melakukan pemeriksaan menyeluruh. Salah satunya, meninjau riwayat kesehatan atau pendengaran pasien.

Tapi, apa jadinya ketika tinnitus muncul tanpa ada penyakit penyerta sebelumnya?

Seperti dilansir dari Cleveland Clinic, penyedia layanan kesehatan akan merekomendasikan beberapa cara untuk mengelola dampak tinnitus pada hidup. Adapun saran untuk mengatasi tinnitus, di antaranya sebagai berikut.

1. Alat bantu dengar

Banyak orang yang menderita tinitus juga mengalami gangguan pendengaran. Alat bantu dengar dapat membantu meredakan tinitus dengan membuat suara lebih keras. Sehingga, suara berdering, berdengung, gemuruh, mengklik, desis, dan bersenandung tidak terlalu terdengar. Contohnya, alat bantu dengar dapat meningkatkan volume suara lembut di lingkungan, seperti kebisingan yang dihasilkan oleh lemari es. Jadi, ketika suara tersebut lebih keras terdengar, penderita mungkin bisa mengabaikan suara yang terdengar di telinganya sendiri.

2. Generator suara

Perangkat ini menghasilkan dan mengirimkan suara ke telinga yang menutupi tinnitus. Misalnya, generator suara dapat memberikan suara yang menenangkan seperti mandi atau hujan yang tenang. Beberapa orang mungkin mendapat manfaat dengan menggunakan alat bantu dengar yang mencakup generator suara.

3. Environmental enrichment devices

Mesin suara meja yang menghasilkan kebisingan latar belakang yang menenangkan, rekaman musik, alam, atau suara atau aplikasi lain untuk smart phone dan tablet dapat membuat suara tinnitus samar.

Teknik relaksasi. Tinnitus bisa membuat frustrasi dan stres. Stres dan frustrasi dapat membuat tinnitus lebih terlihat. Mempelajari teknik untuk meningkatkan relaksasi dan mengurangi stres dapat membantu orang mengatasi frustrasi tinnitus dengan lebih baik.

Pilihan konseling. Beberapa orang mendapat manfaat dari terapi kesehatan mental seperti terapi perilaku kognitif (CBT) atau terapi penerimaan dan komitmen (ACT). Terapi ini membantu orang belajar bagaimana kurang memperhatikan tinnitus.

Rate this post