Lebih dari 75 persen orang dengan gangguan pendengaran mengalami tinnitus. Mereka yang menderita akan merasakan sensasi mendengar suara dering, berdengung, gemuruh, mengklik, desis, dan bersenandung pada satu atau kedua telinganya.

Salah satu penyebab tinnitus adalah paparan suara keras atau kebisingan. Hal-hal lain yang memicu gejala tinnitus, yaitu konser, pernikahan, dan MRI. Kondisi tersebut bisa jadi hanya terjadi sekali namun sangat keras dan di lain waktu merupakan hasil dari serangkaian eksposur. 

Namun, sebenarnya belum ada data pasti apa yang menyebabkan seseorang menderita tinnitus. Kemungkinan, aktivitas abnormal di bagian otak yang memproses suara yang bertanggung jawab atas tinnitus. Tapi, tetap saja belum ada yang mengetahui bagaimana atau mengapa atau bagaimana mencegah aktivitas tersebut.

Adapun kondisi yang memengaruhi munculnya gejala tinnitus, yaitu sebagai berikut.

  1. Penuaan. Gangguan pendengaran terkait usia (presbikusis) mempengaruhi 1 dari 3 orang dewasa di atas usia 65 tahun.
  2. Paparan suara keras atau ledakan. Hal ini dapat terjadi dari waktu ke waktu atau dari satu insiden. Paparan musik yang sangat keras atau bekerja di lingkungan yang sangat bising dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan tinnitus.
  3. Obat ototoksik. Ada berbagai macam obat yang dapat merusak telinga. Jika khawatir tentang tinnitus, tanyakan kepada penyedia layanan kesehatan Anda tentang efek samping obat dan alternatifnya.
  4. Penyakit Meniere. Gangguan telinga kronis ini memengaruhi keseimbangan dan pendengaran.

Ciri-ciri menderita tinnitus

Seperti dilansir dari Mayo Clinic, mereka yang menderita tinnitus sering kali mendengar suara seperti deringan. Orang yang mengalaminya akan mendengar suara tersebut meski tak ada suara dari eksternal.

Selain suara berdering, ciri-ciri orang yang menderita tinnitus akan mendengar suara, yaitu:

  • Berdengung
  • Gemuruh
  • Mengklik
  • Desis
  • Bersenandung
Baca Juga :   Cara Bagian Telinga Tengah Memperkuat Suara, Begini loh!

Suara yang didengar penderita tinnitus bervariasi. Mereka bisa mendengar nada dari raungan terendah hingga jeritan tinggi. Bahkan, dalam beberapa kasus, penderitanya bisa mendengar suara sangat keras sampai mengganggu kemampuan berkonsentrasi.

Selain itu, periode suara yang mereka dengar pun berbeda-beda. Bisa jadi terdengar sepanjang waktu atau mungkin hanya beberapa kali saja.

Tipe-tipe tinnitus

Setelah mengetahui penyebabnya, langkah selanjutnya adalah mengetahui tip-tipe tinnitus. Adapun tipe-tipe tinnitus terbagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.

  1. Tinitus Subjektif adalah kondisi ketika bunyi atau suara yang ada di dalam telinga terdengar oleh penderitanya sendiri. Artinya, sekeras apapun suara yang terdengar, orang lain tidak dapat mengetahuinya.
  2. Tinnitus Objektif merupakan suatu kondisi yang memengaruhi struktur mekanis di dekat telinga, seperti tekanan darah tinggi atau kontraksi otot. Sebenarnya, kondisi ini hampir sama seperti tinnitus subjektif, yaitu tidak cukup keras untuk didengar dari kejauhan. Tetapi, tinnitus objektif dapat terdeteksi menggunakan stetoskop atau mikrofon sensitif. Sebagian besar waktu, dokter memperhatikan tinnitus objektif selama pemeriksaan telinga.
  3.  Tinnitus Pulsatile (berdenyut) menyebabkan suara berirama terdengar di telinga. Kemungkinan, tinnitus pulsatile ini terkait dengan pembuluh darah di dekat telinga. Kebisingan berirama ini biasanya sesuai dengan tingkat detak jantung. Bisa juga terdengar terburu-buru atau menderu. 

Tinnitus pada umumnya, memengaruhi sekitar 15 sampai 20 persen. Tapi, kebanyakan tinnitus menyerang orang dewasa atau orang tua lanjut usia (lansia).

Meski bukan penyakit, tinnitus tidak boleh diabaikan begitu saja. Karena, tinnitus adalah gejala dari kondisi kesehatan lain. Artinya, seseorang yang menderita tinnitus, apalagi sampai kondisinya parah berdampak pada terganggunya aktivitas. Maka dari itu, segera periksa ke dokter spesialis untuk mendapat diagnosis lengkap terkait hal tersebut.

Rate this post