Melindungi pendengaran bayi dan balita sama dengan mencegah kerusakan telinga di masa depan. Apalagi, pada tahap tersebut, telinga belum berkembang dengan sempurna. Maka dari itu, orang tua perlu melakukan pencegahan sejak dini. Salah satunya melindungi pendengaran bayi dari suara mainan yang terlalu keras. Sudah tahu caranya?

Pendengaran Bayi dan Balita

Setelah lahir, telinga dan pendengaran berkembang secara signifikan dalam beberapa tahun pertama. Pada periode waktu tersebut, telinga rentan mengalami kerusakan. Salah satu penyebab kerusakan telinga anak adalah paparan kebisingan. Jika berlangsung terus-menerus, paparan kebisingan menyebabkan gangguan pendengaran.

Lantaran, liang telinga bayi dan anak kecil lebih kecil daripada milik orang dewasa. Dampaknya, tekanan suara yang ke luar di telinga lebih besar. Sehingga, suara keras biasa saja bagi orang dewasa, akan terdengar lebih keras untuk bayi dan balita.

Kebisingan meruksan telinga bagian dalam

Kerusakan itu terjadi pada sel-sel rambut halus (atau saraf) di telinga bagian dalam. Prosesnya, yaitu:

  • suara masuk ke telinga melalui sebuah gelombang. Gelombang suara membuat gendang telinga bergetar yang ditransmisikan ke telinga bagian dalam melalui beberapa tulang kecil sampai mencapai koklea.
  • ketika getaran suara itu mencapai koklea, otomatis cairan di dalamnya bergetar dan menyebabkan rambut-rambut di dalamnya bergerak. Jika suara dalam batas aman, getaran akan membuat rambut bergerak normal.
  • namun, saat suara lebih keras masuk, akan terjadi getaran yang lebih kuat. Hal tersebut menyebabkan rambut bergerak lebih banyak. Saat telinga terus menerus mendengarkan suara yang terlalu keras dalam periode lama, sel-sel rambut tersebut bakal kehilangan kepekaan terhadap getaran. Sebab, suara keras membuat sel menekuk atau terlipat.

Hal tersebut membuatnya tak mampu membuat sinyal suara yang dikirim ke saraf pendengaran untuk disampaikan ke otak. Karena tak menerima sinyal tersebut, otak tak mampu menerjemahkan sebagai suara. Akhinya, telinga tak dapat mendengarnya.

Baca Juga :   Bayi Lolos Skrining Pendengaran, 100 Persen Terbebas Gangguan Dengar?

Melindungi Pendengaran Bayi

Suara keras membuat sel menekuk atau terlipat. Hal tersebut, tidak dapat kembali pulih atau bersifat permanen. Sehingga, dapat terjadi gangguan pendengaran sensorineural. Sebab, suara yang semestinya menjadi sinyal suara untuk diteruskan ke otak tidak tersampaikan.

Salah satu sumber paparan kebisingan adalah mainan anak-anak

  1. Beberapa jenis senjata mainan bertenaga baterai dapat menimbulkan tingkat kebisingan antara 110 dan 135 dB. Suara tersebut setara dengan kebisingan dari suara truk berat, konser musik rock atau pesawat terbang saat lepas landas.
  2. Sedangkan kebisingan dari kotak musik atau robot berkisar antara 85-95 dB
  3. Beberapa mainan bayi lainnya menghasilkan suara lebih dari 120 desibel (dB). Suara sekeras itu setara dengan bunyi sirene yang berkisar, antara 110-129 dB

Seperti dilansir dari babyhearing.org, kebisingan dari mainan tersebut dapat merusak pendengaran. Apalagi, anak-anak menggunakan mainan lebih dekat ke wajah dan telinga. Jangankan 120 dB, suara dalam kisaran 80-90 dB dapat merusak pendengaran anak-anak jika berulang kali terpapar.

Mainan Tak Berbahaya Jika Digunakan dengan Benar

Ahli otolaringologi UCI Health Dr. Hamid Djalilian dan timnya menguji lusinan mainan populer untuk menentukan mana yang memiliki tingkat suara maksimum tertinggi. Pada dasarnya, menurut dia mainan bersuara keras tidak berbahaya. Hanya saja, cara penggunaan yang tidak tepat berdampak merusak pendengaran.

Membuang mainan keras dari rumah, bukanlah solusi. Apalagi, mainan tersebut diberikan dari teman dan kerabat yang bermaksud baik kepada anak. Daripada begitu, ia menyarankan orang tua untuk mengecilkan volume mainan.

Melindungi pendengaran bayi dengan mengecilkan volume mainan

  1. Letakkan selotip kedap air atau lem super di atas speaker untuk mematikan suara
  2. Letakkan selotip di atas kontrol volume, untuk mencegah anak menaikkan volume ke tingkat yang tidak aman
Baca Juga :   Fungsi Telinga untuk Pendengaran dan Keseimbangan Manusia

Selain mengecilkan volume mainan, orang tua perlu mengajarkan melindungi pendengaran dengan cara:

  • memberi tahu untuk tidak meletakkan mainan yang berisik di dekat telinga
  • menetapkan batas waktu untuk mainan yang bersuara. Artinya, semakin keras suara mainannya, semakin pendek waktunya

Bagaimana dengan Ayah dan Bunda? Bisakah menerapkan cara tersebut untuk melindungi pendengaran bayi dan balita?

Rate this post