Microtia ear atau telinga microtia merupakan istilah yang menggambarkan ukuran telinga luar atau daun telinga (pinna) tampak lebih kecil dari ukuran normal. Bukan hanya ukuran, kelainan bawaan lahir ini pun dapat menyebabkan pinna tak terbentuk sama sekali. Bahkan, tidak memiliki saluran telinga (atresia).

Microtia Ear

Microtia berasal dari bahasa latin, yakni micro dan otia yang berarti telinga kecil. Dokter Spesialis THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan)-KL Rosa Falerina mengatakan microtia adalah suatu keadaan yang mana ukuran daun telinga lebih kecil dari ukuran yang normal.

Sebenarnya, berapa ukuran normal telinga luar?

Menurut Ear Buddies, ukuran telinga normal anak laki-laki pada usia enam bulan adalah 48 milimeter (mm). Ukuran ini akan terus meningkat seiring penambahan usia.

Seperti dilansir dari Children’s Hospital of Philadelphia adalah sebagai berikut.

  1. Bentuk dan ukuran telinga berbentuk seperti huruf C terbentuk oleh helix dan daun telinga
  2. Di dalam C ada huruf Y terbentuk oleh antihelix serta crura superior dan inferior
  3. Pada bagian tengah telinga berbentuk seperti cangkang keong laut atau concha
  4. Sedangkan benjolan kecil di depan liang telinga atau tragus
  5. Sisi lain concha ada benjolan lain atau antitragus
  6. Selain itu, pada telinga luar terdapat saluran telinga yang berakhir di gendang telinga. Di bawah kulit sepertiga bagian luar kanal adalah tulang rawan dan dua pertiga bagian dalam adalah tulang. Panjang saluran ini kira-kira satu inci.

Tipe Microtia Ear

Ukuran telinga bayi baru lahir mungkin terdistorsi oleh posisi sebelum lahir. Karena, bayi baru lahir belum mengembangkan tulang rawan tebal yang memberikan bentuk tegas. Jadi, tak perlu cemas saat telinga sang bayi baru lahir terlipat.

Orang tua perlu curiga ketika telinga lebih kecil dan mungkin bentuknya tidak biasa. Misalnya, terlihat seperti benjolan kecil. Adapun jenis-jenis microtia menurut National Deaf Children’s Society, yakni sebagai berikut.

Baca Juga :   Gangguan Penyakit Telinga yang Banyak Dialami Manusia Umumnya

Microtia lobular ear

Ini merupakan bentuk paling ringan. Pada jenis ini telinga masih mempertahankan bentuk normalnya, tetapi ukuran lebih kecil dari biasanya. Ini adalah jenis mikrotia yang paling umum.

Microtia konkal (conchal)

Pada tipe ini, pinna dan mangkuk conchal (bagian tengah tulang rawan telinga) masih terbentuk dengan ukuran jauh lebih kecil dari biasanya. Namun, bagian atas kurang berkembang dan saluran telinga mungkin sangat sempit (stenosis saluran), bahkan salurannya tertutup (stenotik)

Conchal kecil

Kondisi telinga luar dengan fitur utama ada. Meskipun, bentuk atau ukurannya mungkin memiliki perbedaan kecil, seperti mangkuk conchal kecil. Selain itu, kondisi ini bisa disertai dengan tidak adanya saluran telinga (atresia) atau saluran telinga sempit (stenosis saluran telinga).

Terakhir adalah tipe yang paling parah, ketika semua struktur telinga luar hilang atau anotia. Kondisi ini dapat memengaruhi satu atau kedua telinga. Namun, umumnya hanya memengaruhi satu telinga saja.

Bagaimana microtia ear memengaruhi pendengaran?

Kondisi ini tergantung seberapa parah kondisi microtia ear pada anak dan menyerang satu telinga (unilateral) atau keduanya (bilateral).

Microtia unilateral

Ini adalah bentuk yang paling umum. Sebab, 90 persen kasus mikrotia bersifat unilateral. Jika mengalami ini, pendengaran pada elinga yang terdampak microtia akan terpengaruh. Sementara, telinga lainnya akan memiliki pendengaran penuh. Bahkan jika liang telinga tertutup, suara dapat diserap ke dalam telinga bagian dalam yang masih berfungsi.

Microtia bilateral

Ini merupakan kasus yang terjadi pada satu dari 25.000 kelahiran. Dalam kasus bilateral, anak-anak berisiko mengalami gangguan pendengaran yang lebih besar. Dampak gangguan dengar tersebut, akan memengaruhi kemampuan anak berbicara.

Maka dari itu, anak-anak dengan microtia bilateral memerlukan intervensi lebih dini. Misalnya, audiogram direkomendasikan dalam beberapa hari pertama kehidupan. Tes harus diulang sampai hasil yang konsisten diperoleh. CT scan akan mengevaluasi apakah struktur telinga tengah dapat direkonstruksi melalui pembedahan.

Baca Juga :   Apa Itu Microtia, Ini Kata Dokter Spesialis THT

Jika gangguan pendengaran parah, anak-anak dengan microtia bilateral dapat menggunakan alat bantu dengar penghantar tulang (bone anchored hearing aid) sebelum menjalani perawatan bedah.

Cari alat bantu dengar konduksi tulang untuk microtia bilateral?

Datang dan periksa gangguan pendengaran di Kasoem Hearing Center. Sebagai satu-satunya hearing center di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015, Kasoem Hearing Center menyediakan pelayanan masalah pendengaran hingga solusi untuk mengatasinya.

Berfokus pada one stop solution for all hearing problem, Kasoem Hearing Center melayani pemeriksaan pendengaran dan keseimbangan oleh audilog profesional untuk bayi dan anak-anak hingga orang tua lanjut usia (lansia). Selain itu, tersedia layanan Auditory Verbal-therapy untuk menunjang anak-anak yang perlu memaksimalkan pendengaran seusai menggunakan alat bantu dengar.

Tak hanya itu, tersedia teknologi untuk gangguan dengar lain, meliputi alat bantu dengar (ABD), alat bantu dengar koduksi tulang (Baha) sampai cochlear implant (implan koklea). Hubungi Kasoem Care melalui 08118179910 untuk terhubung dengan layanan.

Rate this post