Gangguan pendengaran adalah penurunan pendengaran karena masalah atau kerusakan pada satu atau semua bagian telinga. Kondisi dapat terjadi sejak bayi lahir atau didapat saat dewasa. Berdasarkan hal tersebut, gangguan dengar terbagi beberapa jenis. Apa saja 5 gangguan pendengaran?

Pendengaran

Proses manusia mendengar melibatkan semua bagian telinga, tanpa terkecuali termasuk otak. Itu melibatkan telinga luar sampai sistem pendengaran, meliputi:

Bagian telinga luar, yaitu:

  • bagian yang kita lihat di sisi kepala kita, disebut pinna atau daun telinga
  • saluran telinga
  • gendang telinga, kadang disebut membran timpani, yang memisahkan telinga luar dan tengah

Telinga bagian tengah, yaitu:

  • gendang telinga
  • tiga tulang kecil yang disebut tulang pendengaran (ossicles) yang mengirimkan pergerakan gendang telinga ke telinga bagian dalam

Telinga bagian dalam, yaitu:

  • organ pendengaran berbentuk siput yang disebut koklea
  • saluran setengah lingkaran yang membantu keseimbangan
  • saraf yang menuju ke otak

Saraf pendengaran (telinga) yang mengirimkan informasi suara dari telinga ke otak

Sistem pendengaran. Jalur pendengaran memproses informasi suara saat berjalan dari telinga ke otak sehingga jalur otak kita merupakan bagian dari pendengaran

Gangguan Pendengaran

Menurut Centers for Disease Control and Prevention gangguan pendengaran dapat terjadi ketika bagian mana pun dari telinga atau sistem pendengaran (pendengaran) tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Sementara itu, World Health Organization (WHO) menjelaskan gangguan pendengaraan mengacu pada seseorang yang tidak mampu mendengar sebaik seseorang dengan pendengaran normal pada ambang pendengaran 20 desibel (dB) atau lebih baik pada kedua telinga. Tergantung keparahannya, ini bisa dikategorikan dari level ringan hingga sangat berat.

5 Gangguan Pendengaran

Berdasarkan penyebab dan sifatnya, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan membagi jenis gangguan pendengaran menjadi lima. Adapun 5 gangguan pendengaran adalah sebagai berikut.

Tuli sejak lahir

Istilah gangguan pendengaran sejak lahir adalah kongenital. Artinya, sudah ada sejak lahir. American Speech-Language-Hearing Association (ASHA) mengungkapkan penyebab gangguan pendengaran pada bayi baru lahir antara lain:

  • infeksi, seperti virus rubella atau herpes simpleks
  • lahir prematur
  • berat badan lahir rendah
  • cedera lahir
  • penggunaan narkoba dan alkohol saat hamil
  • penyakit kuning dan masalah faktor Rh
  • diabetes ibu
  • tekanan darah tinggi saat hamil, disebut preeklamsia
  • bayi tidak mendapat cukup oksigen, disebut anoksia
  • genetika

Sumbatan serumen (kotoran telinga)

Serumen, sebutan lain kotoran telinga diproduksi oleh kelenjar kecil di liang telinga. Tugasnya menjebak dan mencegah debu, bakteri, kuman lainnya serta benda kecil masuk dan merusak telinga. Selain itu, serumen ini bertugas melindungi kulit halus liang telinga agar tidak teriritasi saat ada air masuk ke liang telinga.

Jika terlalu banyak kotoran yang menumpuk, kotoran tersebut dapat terperangkap di tempatnya. Halangan tersebut akan mengganggu suara agar tidak masuk ke telinga, mencegah suara menyebar seperti yang diharapkan di telinga bagian dalam. Akhirnya, menyebabkan gangguan pendengaran konduktif.

Otitis media supuratif kronik (congek)

Otitis media supuratif kronik dampak dari otitis media yang berulang-ulang. Ini bisa membuat kerusakan pada gendang telinga, tulang telinga atau bahkan saraf pendengaran. Kondisi ini ditandai dengan keluarnya cairan berulang atau terus-menerus (otorrhea) melalui perforasi pada membran timpani. Ini juga dapat menyebabkan penebalan mukosa telinga tengah dan polip mukosa. Biasanya terjadi sebagai komplikasi otitis media akut persisten (OMA) dengan perforasi pada masa kanak-kanak.

Gangguan pendengaran akibat bising

Gangguan pendengaran akibat kebisingan adalah penurunan pendengaran ketika seseorang terlalu sering terpapar suara keras atau terlalu keras dalam waktu yang singkat. Hal tersebut merusak merusak struktur sensitif di telinga bagian dalam. Jika sudah rusak, sel-sel rambut tidak dapat kembali seperti semula atau memulihkan diri. Akibatnya, terjadi gangguan pendengaran permanen. Jenis ini termasuk gangguan pendengaran sensorineural.

Tuli karena usia lanjut (presbikusis)

Presbikusis atau gangguan pendengaran lansia (orang tua lanjut usia) adalah penurunan pendengaran secara bertahap pada kedua telinga, seiring bertambahnya usia. Kondisi ini umum dialami oleh lansia. Penyebabnya mulai dari perubahan di telinga bagian dalam, telinga tengah atau dari perubahan kompleks di sepanjang jalur saraf dari telinga ke otak.

Selain itu, terjadi karena paparan kebisingan dan kondisi medis, seperti tekanan darah tinggi atau diabetes serta konsumsi obat-obatan yang merusak sel-sel rambut di telinga bagian dalam.

Periksa di Kasoem Hearing Center

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai masalah gangguan pendengaran, silakan konsultasi di rumah sakit, klinik atau hearing center seperti Kasoem Hearing Center. Dengan pengalaman lebih dari 80 tahun dan satu-satunya yang tersertifikasi ISO 9001:2015, Kasoem Hearing Center memberi pelayanan one stop solution for all hearing problem.

Layanan mulai dari pemeriksaan pendengaran dan keseimbangan oleh audilog profesional serta teknologi untuk memaksimalkan pendengaran, meliputi alat bantu dengar (hearing aid), alat bantu dengar konduksi tulang atau bone-anchored hearing aid (BAHA) sampai cochlear implant (implan koklea).

Segera buat janji temu untuk kunjungan menghubungi Kasoem Care atau datang langsung ke cabang terdekat di kota Anda!

Rate this post