Gangguan pendengaran konduktif adalah kelainan yang terjadi ketika ada masalah pada saluran telinga, gendang telinga atau telinga tengah dan tulang-tulang kecilnya (maleus, inkus, dan stapes). Akibatnya, suara yang dikirim dari telinga bagian luar tak dapat masuk ke bagian dalam.

Penyebab Gangguan Pendengaran Konduktif

Dalam catatan American Academy of Otolaryngology–Head and Neck Surgery Foundation, gangguan dengar konduktif terjadi ketika gerakan alami suara melalui telinga luar atau telinga tengah terhalang. Sehingga, suara penuh tidak mencapai telinga bagian dalam.

Adapun kehilangan pendengaran konduktif dari struktur telinga luar dapat terjadi akibat hal-hal seperti berikut.

Kotoran telinga (Earwax)

Tubuh biasanya memproduksi kotoran telinga. Dalam beberapa kasus, kotoran telinga tersebut malah menumpuk dan sepenuhnya memblokir saluran telinga. Kotoran telinga yang menumpuk tersebut dapat menghalangi suara dari luar untuk masuk ke telinga bagian dalam. Sehingga, terjadi gangguan pendengaran konduktif.

Telinga perenang (Swimmer’s ear)

Telinga perenang atau otitis eksterna merupakan infeksi pada saluran telinga yang terjadi dari gendang telinga ke bagian luar kepala. Penyebabnya adalah karena ada air yang masuk ke telinga dan menggenang, ketika berenang.

Benda asing

Masuknya benda asing ke dalam telinga menjadi masalah umum yang terjadi pada anak-anak. Mereka kemungkinan memasukan benda, seperti manik-manik dan kacang-kacangan ke telinga ketika orang dewasa tak melihatnya. Bisa juga, benda asing masuk secara tidak sengaja, seperti ketika serangga masuk ke telinga.

Tumor jinak

Tumor tulang jinak pada saluran telinga menjadi salah satu faktor terjadinya gangguan pendengaran kondukif. Hal tersebut terjadi karena pertumbuhan tulang yang berlebihan menghambat suara masuk. Paparan berulang terhadap air dingin dapat meningkatkan risiko tumor tulang jinak pada saluran telinga.

Baca Juga :   Gangguan Pendengaran Bilateral, Ini yang Perlu Anda Tahu

Baca Juga : Waspada Gangguan Pendengaran Konduktif, Begini Gejalanya

Cacat saluran telinga luar (Atresia aural)

Atresia aural merupakan kondisi ketika saluran telinga bayi tidak terbentuk. Kelainan bentuk atau struktur telinga luar ini juga memengaruhi terjadinya gangguan pendengaran konduktif. Sebab, saluran telinga yang sangat sempit (stenosis) akan membuat gelombang suara tidak dapat sampai ke telinga bagian dalam.

Atresia aural bisa terjadi di satu telinga, maupun keduanya. Sementara itu, gangguan pendengaran konduktif yang terkait dengan struktur telinga tengah meliputi hal sebagai berikut.

Sementara itu, gangguan pendengaran konduktif yang terkait dengan struktur telinga tengah disebabkan berbagai hal, yaitu sebagai berikut.

  1. Cairan atau infeksi telinga tengah. Ruang telinga tengah biasanya berisi udara. Tetapi, kondisinya dapat meradang dan berisi cairan (otitis media). Ketika ruang telinga tengah berisi cairan kemudian terjadi infeksi, maka berkembang menjadi otitis serosa. Sedangkan, saat infeksi aktif, menjadi otitis media akut. Sementara itu, jika cairan ke luar dari telinga atau terjadi kerusakan pada gendang telinga atau tulang telinga tengah (tulang pendengaran), kondisi tersebut adalah otitis media kronis.
  2. Kerusakan gendang telinga. Ketidakseimbangan tekanan yang parah di telinga tengah dapat terjadi akibat fungsi tuba eustachius (saluran penghubung antara telinga tengah dengan saluran di belakang rongga hidung) buruk. Jika tuba eustachius tidak bekerja dengan benar, cairan di telinga tengah bisa mengalir keluar melalui tabung tersebut. Akhirnya, gendang telinga collapse ke tulang telinga tengah.
  3. Lubang di gendang telinga (membran timpani) karena trauma, infeksi, atau disfungsi tuba eustachius yang parah pun dapat membuat gangguan pendengaran kondutif. Sebab, suara dari luar tidak bisa masuk ke telinga bagian dalam.
  4. Kolesteatoma merupakan salah satu tumor jinak yang berkembang di dalam telinga bagian tengah. Itu terbentuk dari sel-sel kulit mati dan minyak yang diproduksi oleh kelenjar minyak di kulit. Bila kolesteatoma tumbuh terus-menerus, menyebabkan kerusakan pada tulang. Sehingga, terjadi gangguan pendengaran konduktif.
  5. Otosklerosis. Penyakit bawaan yang mana tulang stapes atau sanggurdi di telinga tengah menyatu dengan tulang di sekitarnya dan gagal bergetar dengan baik. Ini mempengaruhi sedikit kurang dari satu persen dari populasi, terjadi pada wanita lebih sering daripada pria.
Rate this post