Anak-anak rentan terserang berbagai penyakit. Sebab, mereka berada di fase pertumbuhan dan serba ingin tahu. Salah satu kondisi yang umum yang mereka derita adalah sakit telinga. Apa saja yang menjadi penyebab sakit telinga pada anak-anak?
Sakit Telinga
Sakit telinga, seperti dilansir dari Penn Medicine merupakan rasa sakit yang tajam, tumpul atau terbakar pada salah satu atau kedua telinga. Hampir semua orang dapat merasakan kondisi ini. Tapi, anak kecil lebih mungkin mengalaminya, ketimbang anak yang lebih besar dan dewasa.
Karena, kebanyakan sakit telinga pada anak-anak disebabkan oleh infeksi telinga. Sebuah penelitian mengungkapkan 80 persen anak-anak akan mengalami infeksi telinga tengah (otitis media akut) saat usia tiga tahun.
Penyebab Sakit Telinga pada Anak-anak
Dalam catatan Cleveland Clinic, penyebab sakit telinga terbagi dua, yaitu primer dan sekunder.
- Primer artinya sakit telinga berasal dari telinga, seperti infeksi. Kondisi ini rentan terjadi pada anak-anak daripada dewasa dan memburuk seiring berjalannya waktu.
- Sakit telinga sekunder terjadi ketika telinga tidak menyadari adanya kondisi medis yang memengaruhi bagian lain tubuh. Misalnya, seseorang yang mengalami impaksi gigi bungsu mungkin mengalami sakit telinga. Ini adalah nyeri alih. Nyeri alih terjadi karena telinga dan bagian tubuh di dekatnya berbagi saraf yang sama dengan otak.
Penyebab sakit telinga (primer)
Barotrauma
Barotrauma adalah istilah umum untuk kondisi medis karena perubahan tekanan udara atau air secara tiba-tiba atau signifikan. Salah satu gejala barotrauma telinga (telinga pesawat) adalah sakit telinga. Jika kondisinya parah, barotrauma dapat menyebabkan gendang telinga pecah.
Benda asing di telinga
Anak-anak kecil yang sedang melatih rasa ingin tahu sering kali berakhir dengan memasukkan benda-benda kecil seperti makanan, kerikil, atau manik-manik ke dalam telinga. Ini menyebabkan telinga sakit, karena ada benda asing yang tersangkut di dalamnya.
Sakit telinga bisa juga menyebabkan perubahan pendengaran. Misalnya, karena lem telinga (earwax), penumpukan kotoran telinga, dan gendang telinga berlubang (terutama setelah suara keras atau kecelakaan).
Disfungsi tuba eustachius
Saluran eustachius menghubungkan telinga tengah ke bagian belakang tenggorokan. Saluran eustachius berfungsi menyamakan tekanan udara dan membantu mengalirkan cairan dari telinga. Jika tersumbat disebut disfungsi tuba eustachius. Gejala disfungsi tuba eustachius yang umum seperti rasa sakit yang menyerupai infeksi telinga.
Otitis eksterna
Telinga perenang (otitis eksterna) adalah infeksi telinga pada saluran telinga, jalur antara telinga luar dan telinga tengah karena bakteri atau infeksi jamur. Ketika mengalami ini mungkin merasakan sakit telinga. Bahkan, saat menarik telinga. Sering kali, kondisi ini bertambah parah dan menyebar ke sisi wajah jika infeksi yang mendasarinya tidak diobati.
Otitis media (infeksi telinga tengah)
Ini sering terjadi ketika anak mengalami infeksi saluran pernapasan atas yang menyebabkan hidung tersumbat dan menyebabkan pembengkakan saluran eustachius. Jika anak kecil menarik-narik telinganya, mungkin itu salah satu tanda infeksi telinga.
Otitis interna (infeksi telinga bagian dalam)
Gejalanya meliputi pusing, gangguan pendengaran, mual dan muntah. Selain itu, mengalami mata bergerak dengan cepat dan tidak disengaja.
Penyebab sekunder
- Sakit tenggorokan (faringitis) atau radang amandel. Sakit telinga bersamaan nyeri saat menelan
- Sakit gigi. Sakit telinga terasa ketika anak-anak tumbuh gigi atau abses gigi
- Sindrom sendi temporomandibular. Ini membuat telinga sakit ketika membuka mulut atau mengunyah
Tanda-tanda Sakit Telinga pada Anak-anak
Dalam catatan NHS.uk, anak kecil mungkin mengalami sakit telinga, jika mereka menunjukkan gejala seperti berikut.
- Menggosok atau menarik telinganya
- Tidak bereaksi terhadap beberapa suara
- Memiliki suhu 38 celcius atau lebih
- Mudah tersinggung atau gelisah
- Menjauh dari makanannya
- Terus kehilangan keseimbangan
Anak bisa mengalami sakit telinga pada salah satu atau keduanya. Kondisi ini bisa hilang dengan sendirinya. Tapi, jika rasa sakit tidak hilang lebih dari dua hari, segera hubungi penyedia layanan kesehatan.