Survei memperkirakan 10 hingga 25 persen orang dewasa mengalami kondisi telinga berdengung. Kondisi tersebut, disebut dengan tinnitus. Apa penyebab telinga berdengung karena tinnitus?

Telinga Berdengung

Tinnitus adalah persepsi suara yang tidak memiliki sumber eksternal di salah satu atau kedua telinga. Orang lain biasanya tidak dapat mendengar bunyi tersebut.

Umumnya, orang yang mengalaminya menggambarkan suara denging. Tapi, beberapa orang mendengar jenis suara lain, seperti menderu, berdengung, mengklik, dering atau suara lainnya.

Apa penyebab telinga berdengung?

Apa penyebab telinga berdengung karena tinnitus secara umum dan pasti tidak diketahui. Namun, seperti dilansir dari Mayo Clinic, sejumlah kondisi kesehatan dapat menyebabkan atau memperburuk telinga berdengung karena tinnitus.

Apa penyebab telinga berdengung secara umum?

Pada banyak orang penyebab telinga berdengung dapat disebabkan oleh salah satu hal seperti berikut.

  1. Gangguan pendengaran. Ada sel-sel rambut halus dan kecil di telinga bagian dalam (koklea) yang bergerak saat telinga menerima gelombang suara. Gerakan ini memicu sinyal listrik di sepanjang saraf dari telinga ke otak (saraf pendengaran). Otak mengartikan sinyal ini sebagai suara.Jika rambut di dalam telinga bagian dalam bengkok atau patah (seiring bertambahnya usia atau ketika secara teratur terpapar suara keras) rambut tersebut dapat “membocorkan” impuls listrik acak ke otak yang menyebabkan tinitus.
  2. Infeksi telinga atau penyumbatan liang telinga. Kanal telinga dapat tersumbat oleh penumpukan cairan (infeksi telinga), kotoran telinga, kotoran atau benda asing lainnya. Penyumbatan dapat mengubah tekanan di dalam telinga, yang menyebabkan tinnitus.
  3. Cedera kepala atau leher dapat memengaruhi telinga bagian dalam, saraf pendengaran atau fungsi otak yang terkait dengan pendengaran. Cedera seperti itu biasanya menyebabkan tinnitus hanya pada satu telinga.
  4. Sejumlah obat-obatan dapat menyebabkan atau memperburuk tinitus. Umumnya, semakin tinggi dosis obat-obatan ini, semakin parah tinitus yang dialami. Sering kali, suara yang tidak diinginkan tersebut menghilang saat berhenti menggunakan obat-obatan ini.
  5. Obat-obatan yang diketahui menyebabkan tinnitus meliputi obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dan antibiotik tertentu, obat kanker, pil air (diuretik), obat antimalaria, dan antidepresan.

Penyebab lain

Penyebab tinnitus yang kurang umum meliputi hal sebagai berikut.

  • Penyakit Meniere. Tinitus dapat menjadi indikator awal penyakit Meniere, yaitu gangguan telinga bagian dalam yang mungkin disebabkan oleh tekanan cairan telinga bagian dalam yang tidak normal.
  • Disfungsi tuba Eustachius. Dalam kondisi ini, tuba di telinga yang menghubungkan telinga tengah ke tenggorokan bagian atas terus melebar, yang dapat membuat telinga terasa penuh.
  • Perubahan tulang telinga. Pengerasan tulang di telinga tengah (otosklerosis) dapat memengaruhi pendengaran dan menyebabkan tinitus. Kondisi ini, yang disebabkan oleh pertumbuhan tulang yang tidak normal, cenderung diturunkan dalam keluarga.
  • Kejang otot di telinga bagian dalam. Otot-otot di telinga bagian dalam dapat menegang (kejang), yang dapat menyebabkan tinitus, kehilangan pendengaran, dan rasa penuh di telinga. Hal ini terkadang terjadi tanpa alasan yang dapat dijelaskan, tetapi juga dapat disebabkan oleh penyakit neurologis, termasuk multiple sclerosis.
  • Gangguan sendi temporomandibular, sendi di setiap sisi kepala di depan telinga, tempat tulang rahang bawah bertemu tengkorak, dapat menyebabkan tinnitus.
  • Neuroma akustik atau tumor kepala dan leher lainnya. Neuroma akustik adalah tumor jinak (nonkanker) yang berkembang pada saraf kranial yang membentang dari otak ke telinga bagian dalam dan mengendalikan keseimbangan dan pendengaran. Tumor kepala, leher, atau otak lainnya juga dapat menyebabkan tinitus.
  • Gangguan pembuluh darah. Kondisi yang memengaruhi pembuluh darah seperti aterosklerosis, tekanan darah tinggi, atau pembuluh darah yang tertekuk atau cacat dapat menyebabkan darah mengalir melalui vena dan arteri dengan lebih kuat. Perubahan aliran darah ini dapat menyebabkan tinitus atau membuat tinitus lebih terasa.

Kondisi kronis lain seperti diabetes, masalah tiroid, migrain, anemia, dan gangguan autoimun seperti artritis reumatoid dan lupus semuanya dikaitkan dengan tinnitus. Maka dari itu, jika terganggu dengan kondisi tersebut, segera konsultasikan dengan dokter.

Apalagi, ketika telinga berdengung terjadi selama seminggu setelah mengalami infeksi saluran pernapasan atas, seperti pilek. Lalu, mengalami gangguan pendengaran atau pusing serta merasakan kecemasan atau depresi.

Rate this post